Tuesday, February 1, 2011

HIPOTIROIDISME

Terdapat beberapa tipe hipotiroidisme.

A.    Bergantung pada lokasi timbulnya masalah
(1)   primer,  bila timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroid
(2)   sekunder, akibat defisiensi sekresi TSH hipofisis
B.     bergantung pada usia awitan
(1)   miksedema aau hipotiroidisme dewasa
(2)   hipotiroidisme juvenile (timbulnya sesudah usia 1 sampai 2 tahun)
(3)   hipotiroidisme congenital, atau  kreatinin disebabakan oleh kekurangan hormone tiroid sebelum atau
segera sesudah lahir.

Beberapa pasien hipotirodisme memiliki kelenjar tiroid yang atropi  atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi radioisotope atau akibat destruksi oleh antibody  autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Cacat perkembangan juga dapat menyebabkan tidak terbentuknya kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme congenital. 

Goiter dapat terlihat pada pasien hipotiroidisme dengan dapat herediter dalam biosintesis hormone tiroid; pada penderita seperti ini terjadi peningkatan pelepasaan TSH yang menyebabkan pembesararn tiroid. Goiter juga daoat terlihta pada penderita tiroiditis hashimoto, suatu penyakit autoimun yang infiltrasi limfosit dan destruiksi kelenjar tiroidnya dikaitkan dengan antitiroglobulin atau antibody mikrosomal sel antitiroid.

Pasien dengan hipotiroidisme sekunder mungkin menderita tumor hipofisis dan defisiensi hormone-hormon trofik hipofisis lainnya.

Manifestasi klinis hipotiroidisme dewasa dan bentuk juvenile antara lain lelah; suara parau; tidak tahan dingin dan keringat berkurang; kulit dingin dan kering; wajah membengkak; dan gereakan lamban. Aktivitas motorik dan intelektual lambat dan relaksasi lambat dari reflex tendon dalam. Perempuan dengan hipotiroidisme sering mengeluh hipermenore.

Hipotiroidisme congenital atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir, atau menjadi nyata dala beberapa bula pertama kehidupan. Manifestasi dini kretinisme antara lain ikterus fisiologis yang menetap, tangisan parau, konstipasi, samnolen, dan kesuitan makan. Anak dengan hipotiroidisme memperlihatakan tubuh yang pendek; profil kasar; lidah menjulur keluar; hidung yang lebar dan rata; mata yang jaraknya jauh; rambut jarang; kulit kering; perut menonjol; dan hernia umbilicus.

Pemeriksaan radiologis rangka menunjukkan tulang yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan, disgenesis epifisis, dan keterlambatan perkembangan gigi. Komplikasi utama  hipotiroidisme congenital dan hipotiroidisme juvenilis yang tidak diketahui dan tidak diobati adalah retardasi mental. Keadaan ini dapat dicegah dengan memperbaiki hipotiroidisme secara dini. 

Tes-tes laboratoriumyagn digunakan untuk memastikan hipotiroidisme antara lain; kadar tiroksin dan triyodotironin serum yagn rendah, BMR yang rendah, dan peningkatan kolesterol serum. Kadar TSH serum akan tinggi, sedangkan kadar tiroksin rendah. Sebaliknya, kedua pengukuran tersebut akan rendah pada pasien dengan hipotiroidisme sekunder. 

Pengobatan hipotiroidisme antara lain dengan pemberian tiroksin, biasnya mulai dalam dosis rendah (50µg/ hari), khususnya pada pasien yang lebih tua atau pada pasien dengan miksedema berat, dan setelah beberapa hari atau minggu sedikit demi sedikit ditingkatkan samai akhirnya mencapai dosis pemeliharan maksimal 150µg/ hari. Pada dewasa muda, dosis pemeliharaan maksimal dapata dimulai secepatnya. Pengukuran kadar TSH pada pasien hipotiroidisme primer dapat digunakan untuk menentukan manfaat terapi pengganti. Kadar ini harus dipertahankan dalam kisaran normal. Pengobatan yagn adekuat pada pasien dengan hipotiroidisme sekunder sebaiknya ditentukan dengan mengikuti kadar tiroksin bebas.


Referensi
Sylvia A. price. 2006. Patofisiologi edisi 6 vol.  hal 1231-1232 Jakarta:EGC



 download word; klik disini

No comments:

Post a Comment